Ya, kami sangat menyadari masalah adaptasi layar dari karya sastra. Dan ya, beberapa bacaan yang sangat bagus telah dibantai di layar, entah karena kebebasan artistik yang diambil, pemeran bintang, atau bahkan karena adegannya gagal memenuhi imajinasi Anda. Tapi ketika mereka bekerja, mereka BENAR-BENAR bekerja.
Dengan versi layar lebar dari The Architecture of Love karya Ika Natassa yang kini diputar di bioskop, kami memutuskan untuk mengumpulkan lima adaptasi halaman-ke-layar favorit kami.
Serial ‘Dilan’
Dilan dan Milea pada tahun 1990, pada tahun 1991, dan selamanya. Kedua sejoli ini sepertinya tak bisa menjauh satu sama lain. Diadaptasi dari novel Pidi Baiq tahun 2004 berjudul Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990, kisah cinta ini berlangsung dalam tiga film box office berdurasi penuh.
Saga pertama hadir pada tahun 2018 dan dibukukan oleh Milea (Milea: Suara dari Dilan) pada tahun 2020. Melalui berbagai penderitaan, baik secara emosional maupun fisik, keduanya harus mengatasi sejumlah rintangan bersama-sama. . Kedengarannya seperti resep yang sempurna untuk sebuah cerita epik, bukan? Sejumlah besar penonton setuju.
‘Laskar Pelangi’
Bisa dibilang salah satu film paling terkenal yang keluar dari negara kita, Laskar Pelangi (Pasukan Pelangi) mendapatkan plotnya dari salah satu novel Indonesia terlaris dalam sejarah, buku berjudul sama karya Andrea Hirata tahun 2005. Kisah inspiratif yang berakar dari kisah nyata ini berpusat pada sekelompok siswa miskin dan guru inspiratif mereka di Belitung, Bangka Belitung.
Film tahun 2008 ini akan memberikan apresiasi baru terhadap pentingnya akses pendidikan yang lebih mudah, keinginan mengunjungi Pulau Belitung dan satu lagu ikonik yang masuk dalam playlist. Tak heran jika film ini berhasil memecahkan rekor sebagai film Indonesia terlaris saat itu dengan menarik 4,6 juta penonton.
'5cm'
Dari novel tahun 2005 hingga film tahun 2012, penulis Donny Dhirgantoro benar-benar membawa cerita ini hingga ke puncak gunung.
Kedua karya seni tersebut meraih kesuksesan dengan caranya masing-masing. Kisah lima pecandu adrenalin yang bersatu kembali dengan tujuan menancapkan bendera di puncak tertinggi di Jawa, Mahameru, novel ini mencetak rekor buku terlaris di Toko Buku Gramedia selama dua tahun berturut-turut, sementara film tersebut mendapat lima nominasi Piala Citra. dan meraih kategori Penyutradaraan Sinematografi Terbaik pada Festival Film Indonesia 2013.
'Bosku yang Bodoh'
Jika Anda pernah menjadi bagian dari dunia korporat, kami yakin Anda bisa memahami hal ini. My Stupid Boss adalah film komedi tahun 2016 berdasarkan seri novel empat bagian dengan judul yang sama karya Chaos@Work. Kisah ini mengikuti Diana saat dia menjalani hubungan kerja dengan bos barunya yang berhak dan menjengkelkan. Kegembiraan pun terjadi.
Film ini mendapat tiga penghargaan di Festival Film Indonesia dan kini dianggap sebagai salah satu film komedi Indonesia paling dicintai sepanjang masa. Lagipula, untuk karyawan seperti kami.
‘KKN di Desa Penari’
Jika kita bisa memasukkan literatur non-tradisional ke dalam daftar, maka inilah saatnya. KKN di Desa Penari (KKN: Kutukan Desa Menari) berawal dari kisah nyata fenomena supranatural yang dialami enam mahasiswa yang sedang menjalani wajib kerja masyarakat (KKN). Untuk menyembunyikan identitas siswa dan lokasinya, desa tersebut dijuluki Desa Penari (Desa Penari).
Kisah ini, yang diposting di Twitter pada bulan Juni 2019, menghebohkan media sosial Indonesia. Ketika akhirnya diputar di bioskop pada bulan April 2022, film ini mencapai jumlah penonton terbesar kelima pada hari pembukaan dalam sejarah perfilman Indonesia dan berhasil menarik lebih dari 10 juta penonton, menjadikannya film Indonesia yang paling banyak ditonton sepanjang masa.
Artikel ini adalah bagian dari The Weekender yang terbit di The Jakarta Post edisi Sabtu. Ini menawarkan berbagai artikel gaya hidup dan budaya yang bertujuan untuk memperkaya pengalaman membaca Anda. Berlangganan di sini untuk mendapatkan akses ke edisi Sabtu dan semua konten premium lainnya dari Post.